Guru Sering Terlambat dan Pulang Sebelum Waktunya Penyebab Mutu Sekolah Menurun
Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr
Fenomena guru yang datang terlambat dan pulang sebelum waktunya semakin sering terjadi di berbagai sekolah. Kondisi ini bukan hanya mencoreng profesionalisme tenaga pendidik, tetapi juga memberi dampak serius terhadap mutu pendidikan. Banyak sekolah akhirnya stagnan, sementara target peningkatan kualitas pembelajaran tidak pernah tercapai.
Disiplin Waktu Menurun, Kinerja Ikut Merosot
Di lapangan, sebagian guru datang ke sekolah hanya untuk mengisi absen, setelah itu menghilang dengan berbagai alasan. Ada pula yang hadir terlambat hampir setiap hari, membuat jadwal pembelajaran berantakan. Akibatnya, siswa harus menunggu tanpa kepastian, dan suasana kelas menjadi tidak kondusif sejak awal.
Keterlambatan guru bukan sekadar pelanggaran aturan sederhana. Pada praktiknya, hal ini menurunkan ritme pembelajaran, memperburuk kedisiplinan siswa, dan menciptakan budaya permisif bahwa pelanggaran waktu adalah hal yang wajar. Bila ini terjadi berulang, sekolah kehilangan wibawanya di mata peserta didik maupun masyarakat.
Pulang Sebelum Waktunya, Sinyal Rendahnya Tanggung Jawab
Selain sering datang terlambat, sejumlah guru juga diketahui pulang sebelum jam dinas berakhir. Padahal banyak tugas yang seharusnya dikerjakan di sekolah, mulai dari administrasi pembelajaran, bimbingan siswa, hingga koordinasi program sekolah. Ketika guru pulang lebih awal tanpa alasan yang kuat, aktivitas penting tersebut terbengkalai.
Kondisi ini diperparah ketika tidak ada mekanisme pengawasan yang tegas. Beberapa sekolah masih mengandalkan kepercayaan tanpa sistem kontrol yang efektif. Akibatnya, guru merasa tidak ada konsekuensi meski meninggalkan kelas atau pulang lebih cepat.
Dampak pada Mutu Sekolah: Nyata dan Signifikan
Ketidakdisiplinan guru berdampak langsung pada menurunnya mutu sekolah. Berikut beberapa dampak paling mencolok:
1. Jam belajar siswa berkurang sehingga banyak kompetensi yang tidak tersampaikan.
2. Siswa kehilangan figur teladan, padahal guru seharusnya menjadi model kedisiplinan.
3. Program sekolah mandek, karena guru tidak ada ketika dibutuhkan untuk rapat dadakan atau koordinasi.
4. Akreditasi terdampak, terutama pada standar proses dan kompetensi lulusan.
5. Kepercayaan masyarakat menurun, karena orang tua mendengar langsung keluhan dari anak-anak mereka.
Mutu sekolah bukan hanya diukur dari prestasi, tetapi juga budaya kerjanya. Ketika gurunya tidak disiplin, sulit berharap kualitas sekolah meningkat.
Akar Masalah: Dari Kepemimpinan hingga Motivasi Guru
Fenomena ini tidak berdiri sendiri. Ada beberapa akar masalah yang banyak ditemukan di sekolah:
• Kepala sekolah kurang tegas dalam manajemen kedisiplinan guru.
• Tidak ada monitoring terstruktur, seperti cek kehadiran digital, supervisi rutin, atau patroli jam belajar.
• Motivasi kerja guru menurun, baik karena beban administrasi, masalah pribadi, maupun lingkungan kerja yang tidak mendukung.
• Budaya sekolah yang lemah, sehingga aturan tidak berjalan konsisten.
• Minimnya apresiasi dan reward, membuat guru merasa tidak dihargai ketika bekerja disiplin.
Jika faktor-faktor ini tidak diperbaiki, ketidakdisiplinan akan terus berulang dan menggerogoti mutu pendidikan.
Solusi: Tegas, Terstruktur, dan Berbasis Keteladanan
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa langkah konkret perlu dilakukan sekolah:
1. Kepala sekolah menjadi teladan kedisiplinan, datang lebih awal dan pulang sesuai ketentuan.
2. Menerapkan sistem absensi digital yang real-time dan transparan.
3. Supervisi rutin dan menyeluruh terhadap proses mengajar dan kehadiran guru.
4. Memberi sanksi tegas namun proporsional untuk guru yang melanggar aturan.
5. Meningkatkan motivasi guru melalui penghargaan, dukungan kerja, dan lingkungan yang positif.
6. Membangun budaya disiplin bersama, sehingga guru saling mengingatkan dan menjaga komitmen.
Dalam banyak kasus, sekolah yang berhasil naik kualitasnya selalu memulai dari disiplin guru. Ketika guru hadir tepat waktu dan bekerja sesuai standar, pembelajaran menjadi lebih tertib, program berjalan lancar, dan hasil belajar meningkat.
Ketika guru sering terlambat atau pulang sebelum waktunya, yang sesungguhnya hilang bukan hanya jam kerja, tetapi kepercayaan siswa dan masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pembentuk karakter membutuhkan figur-figur pendidik yang memberi contoh teladan. Tanpa keteladanan itu, mutu sekolah pelan namun pasti akan menurun.
Perbaikan disiplin guru adalah langkah pertama menuju kemajuan sekolah. Dan perubahan itu harus dimulai sekarang dengan keberanian, ketegasan, serta komitmen semua pihak.
Bulletin Paramadina News-Edisi Desember 2025 MI NU Unggulan Paramadina
Penulis: Lasdi, S.Ag., M.Pd.I., Gr
Kepala MI NU Unggulan paramadina
(Mahasiswa Program Doktor Unwahas-Konsultan Pendidikan dan Pemerhati Pendidikan )
Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di balik kelas-kelas yang berjalan tertib, pembelajaran yang terencana, serta evaluasi yang teruk...
Selengkapnya
Pendidikan Anak Inklusi: Merangkul Perbedaan, Menumbuhkan Harapan Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah ruang kelas yang sederhana, anak-anak duduk berdampingan dengan latar belakang dan kemampuan...
Selengkapnya
Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman dan Berkinerja Optimal Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah madrasah yang hidup, suasana kerja bukan hanya ditentukan oleh kurikulum at...
Selengkapnya