Beranda Pengumuman Login Berita FAQ
MI-NU-UP

MI NU UNGGULAN PARAMADINA

"Mewujudkan Pendidikan Yang Unggul, Berprestasi, Menguasai Iptek Dan Berakhlakul Karimah"

MI NU Unggulan Paramadina

Menciptakan Suasana Madrasah Yang Islami dan Mengamalkan Ajaran Ahlusunnah Waljama'ah

MI NU Unggulan Paramadina

Menyelenggarakan Pembelajaran Yang Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Berwawasan Teknologi

MI NU Unggulan Paramadina

Menciptakan Madrasah Sebagai Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Serta Peningkatan Akhlakul Karimah

MI NU Unggulan Paramadina

Menjadikan Al-Qur'an Menjadi Kajian Dan Hafalan Peserta Didik

MI NU Unggulan Paramadina

Membangun Citra Madrasah Sebagai Mitra Terpercaya Masyarakat

Memahami Gaya Belajar Siswa

Admin MI NU Unggulan Paramadina 3 weeks ago 107 views
Artikel Memahami Gaya Belajar Siswa



Memahami Gaya Belajar Siswa:

Visual, Auditori, dan Kinestetik untuk Pembelajaran yang Lebih Efektif

Oleh Lasdi, S.ag.,M.Pd.I.,Gr


Membongkar Rahasia Belajar Siswa di Kelas

Setiap hari guru berdiri di depan kelas menghadapi puluhan siswa dengan latar belakang, karakter, dan kemampuan yang berbeda. Mereka berbagi ruang yang sama, tetapi tidak selalu berbagi cara belajar yang sama. Ada yang cepat menangkap pelajaran lewat gambar, ada yang lebih memahami lewat penjelasan verbal, dan ada pula yang baru mengerti setelah bergerak dan mempraktikkan langsung.

Inilah yang disebut gaya belajar, sebuah konsep penting yang menentukan bagaimana seorang siswa menerima, mengolah, dan memahami informasi. Tiga gaya belajar yang paling dikenal adalah Visual, Auditori, dan Kinestetik (VAK). Memahami ketiganya bukan hanya penting, tetapi mendesak, terutama bagi guru yang ingin menciptakan pembelajaran yang efektif dan dekat dengan kebutuhan peserta didik.

Visual: Menangkap Pelajaran Lewat Mata

Siswa visual adalah tipe yang belajar paling baik melalui penglihatan. Mereka lebih mudah memahami informasi yang disajikan dalam bentuk:

• gambar atau diagram,

• grafik dan peta konsep,

• warna yang membedakan ide,

• slide presentasi, poster, dan ilustrasi,

• tulisan yang rapi, berurutan, dan terstruktur.

Ketika guru hanya menyampaikan materi secara verbal tanpa visualisasi, siswa tipe ini sering kali “kehilangan jejak”. Tetapi ketika gambar, grafik, dan warna hadir, pemahaman mereka meningkat drastis.

Di era digital, siswa visual sebenarnya memiliki keuntungan. Banyak aplikasi pembelajaran, video edukasi, hingga infografik yang bisa mengakomodasi kemampuan mereka. Guru hanya perlu memadukan materi dengan tampilan visual yang menarik agar mereka merasa “melihat pengetahuan secara nyata”.

Auditori: Belajar Lewat Mendengar dan Berdiskusi

Berbeda dengan siswa visual, tipe auditori adalah mereka yang menangkap pelajaran melalui suara. Mereka memahami materi dengan:

• mendengarkan penjelasan guru,

• berdiskusi dengan teman,

• mendengarkan rekaman pembelajaran,

• belajar dengan membaca keras,

• menjelaskan kembali materi secara lisan.

Siswa auditori biasanya memiliki kemampuan berbicara yang baik dan senang mengungkapkan pendapat. Namun, mereka juga mudah terdistraksi oleh suara lain di kelas. Tantangannya adalah menjaga fokus.

Guru dapat membantu siswa auditori dengan metode pembelajaran seperti tanya jawab, diskusi kelompok, debat ringan, atau storytelling. Kelas yang memberi ruang dialog akan membuat tipe auditori berkembang secara optimal.

Kinestetik: Belajar Melalui Gerakan dan Pengalaman Langsung

Siswa kinestetik adalah tipe yang belajar paling baik dengan bergerak, menyentuh, atau mempraktikkan langsung. Mereka sering dianggap “aktif” bahkan “tidak bisa diam”, padahal sebenarnya mereka sedang mengekspresikan gaya belajar bawaan.

Tipe kinestetik memahami pelajaran melalui:

• praktik langsung,

• eksperimen,

• permainan edukatif,

• simulasi peran (role play),

• aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh.

Ketika hanya duduk dan mendengarkan, mereka mudah bosan dan kehilangan fokus. Tetapi ketika pembelajaran dibuat aktif, siswa kinestetik justru menjadi paling menonjol. Guru dapat memfasilitasi siswa kinestetik dengan kegiatan outdoor learning, percobaan laboratorium, proyek kreatif, hingga pembelajaran berbasis permainan yang membuat mereka ikut terlibat secara fisik.

Mengapa Guru Perlu Memahami Gaya Belajar?

Di era pembelajaran modern, pendekatan satu metode untuk semua siswa sudah tidak relevan lagi. Guru harus mengadopsi pembelajaran yang adaptif, fleksibel, dan mengakomodasi perbedaan individu.

Memahami gaya belajar membantu guru untuk:

• menciptakan kelas yang inklusif,

• mengurangi siswa tertinggal karena salah metode,

• meningkatkan motivasi belajar,

• menurunkan tingkat kebosanan,

• membangun hubungan yang lebih dekat dengan siswa,

• dan tentu saja, meningkatkan hasil belajar secara signifikan.

Ketika guru memahami kebutuhan belajar masing-masing siswa, kelas tidak hanya menjadi ruang transfer informasi, tetapi menjadi tempat semua anak merasa dihargai dan diperhatikan.

Kombinasi yang Tepat Menciptakan Pembelajaran yang Efektif

Harus dipahami bahwa tidak ada siswa yang hanya visual, hanya auditori, atau hanya kinestetik. Sebagian besar memiliki kombinasi dari ketiganya, hanya saja ada satu yang lebih dominan.

Oleh karena itu, guru disarankan menggunakan strategi pembelajaran multi-sensori, yaitu metode yang melibatkan penglihatan, pendengaran, dan gerakan secara bersamaan. Dengan cara ini, materi lebih mudah dipahami oleh semua siswa, terlepas dari gaya belajar mereka masing-masing.

Contohnya:

• Menjelaskan konsep (auditori), sambil menampilkan infografik (visual), lalu mengajak siswa membuat proyek sederhana (kinestetik).

• Menggunakan video (visual + auditori), kemudian meminta siswa membuat simulasi (kinestetik).

• Menggunakan peta pikiran (visual), diskusi kelompok (auditori), dan permainan peran (kinestetik).

Semakin kaya metode pembelajaran, semakin besar peluang siswa memahami pelajaran dengan baik.

Mewujudkan Pembelajaran yang Humanis dan Efektif

Pada akhirnya, memahami gaya belajar siswa bukan hanya tentang teknik mengajar, tetapi tentang sikap empati. Guru yang peduli terhadap cara belajar siswanya sedang membangun pembelajaran yang lebih manusiawi. Mereka memahami bahwa setiap anak unik, hadir dengan cara dan ritme belajar yang berbeda.

Ketika guru mampu melihat perbedaan ini sebagai kekayaan, bukan hambatan, pembelajaran akan menjadi lebih hidup, menyenangkan, dan bermakna.

Gaya belajar bukan sekadar teori Pendidikan, ini adalah jembatan penting untuk menghubungkan guru dengan dunia belajar siswa. Dengan memahami visual, auditori, dan kinestetik, guru tidak hanya mengajar lebih efektif, tetapi juga membentuk generasi yang belajar sesuai potensinya masing-masing.


Bulletin Paramadina News-Edisi Nopember 2025 MI NU Unggulan Paramadina


Penulis: Lasdi, S.Ag., M.Pd.I., Gr

Kepala MI NU Unggulan paramadina

(Mahasiswa Program Doktor Unwahas-Konsultan Pendidikan dan Pemerhati Pendidikan )


Informasi

Berita Terkait

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Artikel
10 hours ago 65

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di balik kelas-kelas yang berjalan tertib, pembelajaran yang terencana, serta evaluasi yang teruk...

Selengkapnya
Pendidikan Anak Inklusi
Artikel
1 day ago 53

Pendidikan Anak Inklusi

Pendidikan Anak Inklusi: Merangkul Perbedaan, Menumbuhkan Harapan Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah ruang kelas yang sederhana, anak-anak duduk berdampingan dengan latar belakang dan kemampuan...

Selengkapnya
Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman  dan Berkinerja Optimal
Artikel
2 days ago 103

Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman dan Berkinerja Optimal

Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman  dan Berkinerja Optimal Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah madrasah yang hidup, suasana kerja bukan hanya ditentukan oleh kurikulum at...

Selengkapnya