Beranda Pengumuman Login Berita FAQ
MI-NU-UP

MI NU UNGGULAN PARAMADINA

"Mewujudkan Pendidikan Yang Unggul, Berprestasi, Menguasai Iptek Dan Berakhlakul Karimah"

MI NU Unggulan Paramadina

Menciptakan Suasana Madrasah Yang Islami dan Mengamalkan Ajaran Ahlusunnah Waljama'ah

MI NU Unggulan Paramadina

Menyelenggarakan Pembelajaran Yang Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Berwawasan Teknologi

MI NU Unggulan Paramadina

Menciptakan Madrasah Sebagai Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Serta Peningkatan Akhlakul Karimah

MI NU Unggulan Paramadina

Menjadikan Al-Qur'an Menjadi Kajian Dan Hafalan Peserta Didik

MI NU Unggulan Paramadina

Membangun Citra Madrasah Sebagai Mitra Terpercaya Masyarakat

Menangani Siswa Bermasalah Tanpa Menimbulkan “Masalah Baru”

Admin MI NU Unggulan Paramadina 1 month ago 205 views
Artikel Menangani Siswa Bermasalah Tanpa Menimbulkan “Masalah Baru”


Menangani Siswa Bermasalah Tanpa Menimbulkan “Masalah Baru”

Lasdi, S.Ag., M.Pd.I., Gr  

Dalam dunia pendidikan, guru bukan hanya pengajar yang mentransfer ilmu, tetapi juga pembimbing yang berhadapan langsung dengan dinamika perilaku peserta didik. Setiap siswa memiliki latar belakang, karakter, dan kondisi emosional yang berbeda. Tidak jarang guru menemui siswa dengan perilaku menyimpang, kurang disiplin, malas belajar, atau sulit diatur. Tantangannya bukan sekadar menyelesaikan masalah itu, tetapi bagaimana cara menanganinya tanpa menimbulkan “masalah baru” yang lebih rumit.

Menghadapi siswa bermasalah membutuhkan keterampilan dan kepekaan tinggi. Kesalahan dalam bersikap bisa berakibat fatal, menimbulkan trauma, perlawanan, atau bahkan menurunkan wibawa guru di mata siswa lain. Karena itu, guru perlu menerapkan teknik penanganan yang cerdas, empatik, dan edukatif.

Berikut langkah-langkah yang dapat diterapkan guru dalam menangani siswa bermasalah secara efektif tanpa menimbulkan efek negatif:

1. Pahami Akar Masalahnya

Sebelum bertindak, guru perlu menelusuri penyebab munculnya perilaku bermasalah. Apakah berasal dari faktor keluarga, pergaulan, tekanan akademik, atau kondisi psikologis tertentu. Dengan memahami sumbernya, guru dapat mengambil pendekatan yang lebih tepat sasaran.

2. Gunakan Pendekatan Personal dan Empatik

Siswa bermasalah bukan untuk dihakimi, melainkan dipahami. Guru perlu berbicara secara pribadi dengan nada lembut, menunjukkan empati, dan memberi ruang bagi siswa untuk mengungkapkan perasaannya. Sikap ini menumbuhkan kepercayaan sehingga siswa lebih terbuka menerima bimbingan.

3. Hindari Teguran di Depan Umum

Memarahi siswa di hadapan teman-temannya hanya akan mempermalukan dan memperburuk suasana. Gunakan komunikasi empat mata agar harga diri siswa tetap terjaga. Prinsipnya, koreksi perilaku tanpa melukai perasaan.

4. Berikan Sanksi Edukatif, Bukan Hukuman Fisik

Sanksi sebaiknya bersifat mendidik dan mengarahkan. Misalnya, siswa yang terlambat datang diberi tugas membantu guru piket, atau siswa yang melanggar tata tertib diberi tanggung jawab memperbaiki lingkungan sekolah. Hukuman semacam ini menanamkan tanggung jawab tanpa menimbulkan dendam.

5. Libatkan Orang Tua dan Guru BK (Bimbingan Konseling)

Jika masalah berlarut-larut, penting bagi guru untuk berkoordinasi dengan orang tua dan guru BK. Sinergi ini membantu mencari solusi komprehensif yang mempertimbangkan aspek psikologis dan lingkungan rumah siswa.

6. Tanamkan Nilai Spiritual dan Moral

Dalam konteks madrasah, pendekatan spiritual menjadi kekuatan utama. Mengingatkan siswa tentang nilai kejujuran, tanggung jawab, dan sopan santun melalui doa, keteladanan, serta pembiasaan ibadah dapat memperkuat karakter positif siswa.

7. Berikan Apresiasi atas Perubahan Kecil

Ketika siswa mulai menunjukkan perbaikan, sekecil apa pun, guru perlu memberikan atau pengakuan positif. Hal ini menumbuhkan motivasi internal agar siswa terus berusaha menjadi lebih baik pujian.

Penanganan siswa bermasalah sejatinya merupakan bagian dari proses pendidikan karakter. Guru harus menjadi sosok bijak yang mampu mengubah perilaku negatif menjadi potensi positif. Kuncinya adalah kesabaran, keteladanan, dan komunikasi yang menyejukkan.

Dengan menerapkan teknik-teknik tersebut, guru tidak hanya menyelesaikan masalah perilaku siswa, tetapi juga membangun hubungan yang harmonis dan menumbuhkan iklim belajar yang kondusif. Sebab, sejatinya mendidik bukan tentang menghukum, melainkan mengarahkan dengan kasih dan kebijaksanaan agar tidak muncul masalah baru di kemudian hari.


Bulletin Paramadina News-Edisi November 2025 - MI NU Unggulan Paramadina


Penulis : Lasdi, S.Ag., M.Pd.I., Gr

Kepala MI NU Unggulan Paramadina

(Mahasiswa Program Doktor Unwahas-Konsultan Pendidikan dan Pemerhati Pendidikan )


Informasi

Berita Terkait

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Artikel
12 hours ago 66

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di balik kelas-kelas yang berjalan tertib, pembelajaran yang terencana, serta evaluasi yang teruk...

Selengkapnya
Pendidikan Anak Inklusi
Artikel
1 day ago 53

Pendidikan Anak Inklusi

Pendidikan Anak Inklusi: Merangkul Perbedaan, Menumbuhkan Harapan Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah ruang kelas yang sederhana, anak-anak duduk berdampingan dengan latar belakang dan kemampuan...

Selengkapnya
Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman  dan Berkinerja Optimal
Artikel
2 days ago 103

Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman dan Berkinerja Optimal

Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman  dan Berkinerja Optimal Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah madrasah yang hidup, suasana kerja bukan hanya ditentukan oleh kurikulum at...

Selengkapnya