Beranda Pengumuman Login Berita FAQ
MI-NU-UP

MI NU UNGGULAN PARAMADINA

"Mewujudkan Pendidikan Yang Unggul, Berprestasi, Menguasai Iptek Dan Berakhlakul Karimah"

MI NU Unggulan Paramadina

Menciptakan Suasana Madrasah Yang Islami dan Mengamalkan Ajaran Ahlusunnah Waljama'ah

MI NU Unggulan Paramadina

Menyelenggarakan Pembelajaran Yang Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Berwawasan Teknologi

MI NU Unggulan Paramadina

Menciptakan Madrasah Sebagai Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Serta Peningkatan Akhlakul Karimah

MI NU Unggulan Paramadina

Menjadikan Al-Qur'an Menjadi Kajian Dan Hafalan Peserta Didik

MI NU Unggulan Paramadina

Membangun Citra Madrasah Sebagai Mitra Terpercaya Masyarakat

Mengembalikan Kepercayaan Masyarakat terhadap Sekolah di Era Persaingan Pendidikan

Admin MI NU Unggulan Paramadina 2 weeks ago 70 views
Artikel Mengembalikan Kepercayaan Masyarakat terhadap Sekolah  di Era Persaingan Pendidikan


Mengembalikan Kepercayaan Masyarakat terhadap Sekolah di Era Persaingan Pendidikan

Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr


Di tengah derasnya arus persaingan pendidikan, sekolah tidak hanya dituntut menyediakan layanan pembelajaran yang baik, tetapi juga harus mampu mengembalikan dan menjaga kepercayaan masyarakat. Kepercayaan publik terhadap sekolah merupakan modal utama yang menentukan eksistensi dan reputasi lembaga. Ketika kepercayaan tersebut menurun, entah akibat masalah kualitas, pelayanan, citra guru, atau kegagalan manajemen, sekolah menghadapi tantangan besar: bagaimana bangkit?

Hari ini, masyarakat semakin kritis dalam memilih sekolah. Orang tua tidak lagi sekadar mencari lembaga pendidikan yang dekat, tapi mencari kualitas, budaya, dan jaminan masa depan anak. Sekolah yang dahulu menjadi pilihan utama kini harus bersaing dengan sekolah swasta, sistem pesantren modern, homeschooling, bahkan kursus daring yang menawarkan keunggulan. Di tengah kondisi tersebut, sekolah harus memperbaiki, membenahi, dan membangun ulang kepercayaan masyarakat.

Saat Kepercayaan Publik Menurun: Apa Dampaknya?

Turunnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah memberi dampak luas, tidak hanya pada citra tetapi juga pada kelangsungan pendidikan. Beberapa dampak nyata yang terjadi antara lain:

 Jumlah pendaftar menurun, sekolah kekurangan murid baru.

 Partisipasi orang tua rendah, menyebabkan dukungan eksternal minim.

 Motivasi guru menurun, karena sekolah dianggap tidak layak dibanggakan.

 Program sekolah tidak berjalan efektif, karena kepercayaan adalah ruh penerimaan.

 Sekolah kehilangan daya saing, kalah dari lembaga lain.

Dampak-dampak ini tidak terjadi tiba-tiba. Ia merupakan hasil akumulasi dari layanan pendidikan yang tidak optimal, komunikasi minim, dan akuntabilitas yang lemah. Ketika kepercayaan runtuh, sekolah kehilangan legitimasi.

Mengapa Kepercayaan Masyarakat Bisa Hilang?

Ada banyak faktor yang menyebabkan masyarakat menilai sekolah tidak kredibel. Di antaranya:

1. Kualitas pembelajaran yang tidak terukur. Orang tua tidak melihat progres nyata pada kemampuan akademik atau karakter siswa.

2. Ketidakhadiran guru secara konsisten. Ketidakdisiplinan tenaga pendidik membuat masyarakat meragukan keseriusan sekolah.

3. Kurangnya komunikasi antara ekolah dan wali murid. Banyak persoalan tidak tersampaikan, sehingga menimbulkan prasangka.

4. Citra sekolah yang tidak dikelola. Sekolah tidak memiliki branding yang kuat dan tidak melakukan publikasi positif.

5. Manajemen lemah ketidakjelasan peraturan, pengelolaan program tidak konsisten, dan koordinasi internal buruk.

Jika akar penyebab ini tidak diselesaikan, sekolah akan semakin kehilangan tempat di hati masyarakat.

Langkah Strategis Mengembalikan Kepercayaan Masyarakat

Mengembalikan kepercayaan publik bukan pekerjaan semalam. Dibutuhkan langkah sistematis, terstruktur, dan berkelanjutan. Berikut strategi yang bisa ditempuh:

1. Menjamin Kualitas Pembelajaran

Kualitas pembelajaran menjadi faktor paling menentukan kepercayaan publik.

Sekolah harus:

 Menyusun pembelajaran berbasis kompetensi.

 Mengoptimalkan metode aktif (active learning).

 Menjamin bahwa guru mengajar sesuai jadwal dan kurikulum.

 Menyediakan supervisi akademik untuk meningkatkan mutu.

Hasil belajar yang terlihat membuat orang tua percaya sekolah bekerja serius.

2. Mengembalikan Disiplin Guru

Tidak mungkin sekolah dipercaya jika gurunya sering absen, masuk terlambat, atau tidak profesional.

Kepala sekolah harus:

 Membangun regulasi disiplin jelas.

 Melakukan pembinaan positif dan berkelanjutan.

 Menjadikan guru teladan kedisiplinan bagi siswa

Guru yang profesional meningkatkan nilai sekolah di mata masyarakat.

3. Membangun Komunikasi yang Transparan

Kepercayaan tumbuh dari keterbukaan. Sekolah harus hadir sebagai mitra orang tua, bukan otoritas tertutup.

Strateginya:

 Pertemuan rutin wali murid yang dialogis, bukan formalitas.

 Menyampaikan laporan perkembangan siswa secara berkala.

 Menyediakan kanal komunikasi resmi (WA grup, website, papan informasi)

Dengan komunikasi yang sehat, sekolah membuka pintu kepercayaan kembali.

4. Menciptakan Branding Positif Sekolah

Dalam era persaingan, sekolah harus punya citra yang kuat. Masyarakat menilai kualitas dari apa yang terlihat.

Langkah branding:

 Publikasi kegiatan siswa.

 Menampilkan prestasi guru dan siswa di media sosial.

 Mendesain slogan dan nilai inti sekolah.

 Membuat profil sekolah yang profesional

Branding bukan sekadar promosi, tetapi membangun persepsi positif berdasarkan fakta.

5. Melibatkan Masyarakat dalam Proses Pendidikan

Masalah kepercayaan sering terjadi karena orang tua merasa tidak dilibatkan.

Sekolah dapat:

 Mengundang orang tua dalam perencanaan program.

 Membentuk komite sekolah yang aktif dan transparan.

 Mengadakan kegiatan kolaboratif: seminar parenting, baksos, lomba, dll.

Saat masyarakat merasa memiliki sekolah, rasa percaya tumbuh dengan sendirinya.

Menggugah Semangat Guru sebagai Pilar Kepercayaan

Guru adalah wajah sekolah. Masyarakat menilai sekolah dari kualitas guru. Karena itu, motivasi guru menjadi kunci.

Sekolah perlu:

 Memberi penghargaan bagi guru berprestasi.

 Mengadakan pelatihan dan pengembangan diri.

 Menciptakan suasana kerja harmonis dan mendukung.

Guru yang bahagia melahirkan siswa yang berprestasi.

 Kepercayaan adalah Modal Kemajuan Sekolah

Mengembalikan kepercayaan masyarakat bukan sekadar memperbaiki citra tetapi membangun kualitas nyata. Kepercayaan adalah aset termahal sekolah. Dengan kepercayaan, murid bertambah, dukungan orang tua meningkat, dan sekolah bergerak maju.

Era persaingan menuntut sekolah untuk:

 Berkualitas dalam pelayanan pendidikan.

 Transparan dalam komunikasi.

 Profesional dalam manajemen.

 Positif dalam pemberitaan publik.

Kepercayaan tidak bisa dibeli. Ia harus dibangun dengan kerja nyata, disiplin, dan kesungguhan seluruh elemen sekolah. Jika sekolah mampu memulihkan kepercayaan, masa depan pendidikan tidak hanya cerah, tetapi juga bermartabat.

Bulletin Paramadina News-Edisi Desember 2025 MI NU Unggulan Paramadina


Penulis: Lasdi, S.Ag., M.Pd.I., Gr

Kepala MI NU Unggulan paramadina

(Mahasiswa Program Doktor Unwahas-Konsultan Pendidikan dan Pemerhati Pendidikan )



Informasi

Berita Terkait

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Artikel
10 hours ago 65

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di balik kelas-kelas yang berjalan tertib, pembelajaran yang terencana, serta evaluasi yang teruk...

Selengkapnya
Pendidikan Anak Inklusi
Artikel
1 day ago 53

Pendidikan Anak Inklusi

Pendidikan Anak Inklusi: Merangkul Perbedaan, Menumbuhkan Harapan Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah ruang kelas yang sederhana, anak-anak duduk berdampingan dengan latar belakang dan kemampuan...

Selengkapnya
Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman  dan Berkinerja Optimal
Artikel
2 days ago 103

Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman dan Berkinerja Optimal

Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman  dan Berkinerja Optimal Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah madrasah yang hidup, suasana kerja bukan hanya ditentukan oleh kurikulum at...

Selengkapnya