Beranda Pengumuman Login Berita FAQ
MI-NU-UP

MI NU UNGGULAN PARAMADINA

"Mewujudkan Pendidikan Yang Unggul, Berprestasi, Menguasai Iptek Dan Berakhlakul Karimah"

MI NU Unggulan Paramadina

Menciptakan Suasana Madrasah Yang Islami dan Mengamalkan Ajaran Ahlusunnah Waljama'ah

MI NU Unggulan Paramadina

Menyelenggarakan Pembelajaran Yang Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Berwawasan Teknologi

MI NU Unggulan Paramadina

Menciptakan Madrasah Sebagai Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Serta Peningkatan Akhlakul Karimah

MI NU Unggulan Paramadina

Menjadikan Al-Qur'an Menjadi Kajian Dan Hafalan Peserta Didik

MI NU Unggulan Paramadina

Membangun Citra Madrasah Sebagai Mitra Terpercaya Masyarakat

Saatnya Guru Menjadi Artis Pendidikan

Admin MI NU Unggulan Paramadina 3 weeks ago 124 views
Artikel Saatnya Guru Menjadi Artis Pendidikan



Saatnya Guru Menjadi Artis Pendidikan: Idola Baru bagi Generasi Z

Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr


Guru vs Artis: Siapa Idola Generasi Z?

Di tengah derasnya arus popularitas selebritas, influencer TikTok, dan YouTuber, posisi guru sebagai figur panutan perlahan mengalami pergeseran. Generasi Z yang tumbuh dengan budaya digital dan banjir konten hiburan lebih mudah mengidolakan artis ketimbang sosok pendidik di ruang kelas. Fenomena ini memunculkan kekhawatiran tersendiri: apakah guru kini hanya menjadi penyampai materi, bukan lagi inspirasi yang membentuk karakter?

Namun perubahan zaman tidak seharusnya membuat guru kehilangan pesonanya. Justru inilah momentum baru: saatnya guru menjadi “artis pendidikan”, bukan dalam arti selebritas panggung hiburan, melainkan sosok yang menginspirasi, dikagumi, dan menjadi magnet positif bagi peserta didik.

Mengapa Guru Perlu Menjadi Artis Pendidikan?

Generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya: visual, cepat bosan, menyukai tokoh otentik, dan membutuhkan figur yang relatable. Mereka mengidolakan seseorang bukan karena status, tetapi karena kepribadian, kreativitas, dan cara berkomunikasi.

Di sinilah guru dituntut untuk tampil dengan karisma, gaya komunikasi yang hangat, dan kehadiran yang meninggalkan kesan layaknya artis yang mampu memikat penonton. Bedanya, panggung guru bukan layar kaca, melainkan ruang kelas yang memerdekakan.

Artis pendidikan adalah guru yang:

Di tengah derasnya arus popularitas selebritas, influencer TikTok, dan YouTuber, posisi guru sebagai figur panutan perlahan mengalami pergeseran. Generasi Z yang tumbuh dengan budaya digital dan banjir konten hiburan lebih mudah mengidolakan artis ketimbang sosok pendidik di ruang kelas. Fenomena ini memunculkan kekhawatiran tersendiri: apakah guru kini hanya menjadi penyampai materi, bukan lagi inspirasi yang membentuk karakter?

Namun perubahan zaman tidak seharusnya membuat guru kehilangan pesonanya. Justru inilah momentum baru: saatnya guru menjadi “artis pendidikan”, bukan dalam arti selebritas panggung hiburan, melainkan sosok yang menginspirasi, dikagumi, dan menjadi magnet positif bagi peserta didik.

Mengapa Guru Perlu Menjadi Artis Pendidikan?

Generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya: visual, cepat bosan, menyukai tokoh otentik, dan membutuhkan figur yang relatable. Mereka mengidolakan seseorang bukan karena status, tetapi karena kepribadian, kreativitas, dan cara berkomunikasi.

Di sinilah guru dituntut untuk tampil dengan karisma, gaya komunikasi yang hangat, dan kehadiran yang meninggalkan kesan layaknya artis yang mampu memikat penonton. Bedanya, panggung guru bukan layar kaca, melainkan ruang kelas yang memerdekakan.

Artis pendidikan adalah guru yang:

• Memiliki daya tarik positif dalam mengajar.

• Menyampaikan materi dengan gaya kreatif dan penuh energi.

• Menjadi panutan moral dan intelektual bagi siswa.

• Mampu membangun kedekatan emosional dengan generasi yang serba digital.

• Memahami bahwa dirinya adalah “brand” yang sedang ditonton setiap hari.

Ketika guru mampu menjadi “artis pendidikan”, siswa tidak hanya belajar materi pelajaran, tetapi juga meneladani sikap, etika, dan semangat hidup.

Panggung Kelas: Tempat Guru Menjadi Bintang

Ruang kelas sejatinya adalah panggung. Setiap hari, guru tampil di depan “penonton” yang kritis, jujur, dan cepat menilai. Dalam situasi modern, guru tidak cukup hanya menyampaikan pengetahuan. Ia harus:

• Menghidupkan suasana dengan storytelling.

• Menggunakan teknologi sebagai alat kreatif, bukan sekadar formalitas.

• Menjadi komunikator ulung yang mampu merangkul berbagai karakter siswa.

• Menjadi produser pembelajaran, menciptakan pengalaman belajar yang tak terlupakan.

Di era serba digital, guru dituntut memadukan peran sebagai edukator, motivator, dan kadang entertainer tanpa kehilangan wibawa dan keilmuan.

Guru Inspiratif, Idola Baru Generasi Z

Ketika guru tampil dengan dedikasi, kreativitas, dan ketulusan, dampaknya luar biasa. Banyak siswa yang mengakui bahwa yang mereka kenang bukan rumus atau teori, melainkan sosok guru yang membuat mereka percaya diri, berani bermimpi, dan mencintai ilmu. Di sinilah letak keistimewaan seorang artis pendidikan: idola bukan karena sensasi, tetapi karena inspirasi.

Seorang guru yang menjadi idola generasi Z biasanya:

• Menguasai materi dengan percaya diri.

• Tampil dengan pembawaan positif dan humor yang cerdas.

• Memberi ruang diskusi dan menghargai perbedaan pendapat.

• Memahami masalah psikologis siswa.

• Mampu hadir tidak hanya sebagai pengajar, tetapi sebagai pembimbing kehidupan.

Guru seperti ini akan dikenang melampaui tahun ajaran. Ia menjadi “role model” yang terus hidup dalam ingatan murid.

Menggeser Paradigma Idola

Sudah saatnya kita menggeser paradigma yang selama ini berlaku bahwa idola anak muda hanya berasal dari panggung hiburan. Pendidikan membutuhkan “bintang” yang bisa menerangi jalan generasi masa depan.

Dan siapa lagi sosok itu kalau bukan guru?

Upaya membangun budaya idola baru harus dimulai dari:

• Sekolah yang memberikan ruang kreativitas bagi guru.

• Dukungan pemerintah dan masyarakat terhadap peningkatan kompetensi guru.

• Penghargaan yang layak terhadap profesi pendidik.

• Kesadaran guru untuk terus meng-upgrade diri agar relevan dengan generasi digital.

Ketika guru tampil profesional dan inspiratif, siswa akan melihatnya bukan sebagai sosok biasa melainkan figur yang patut diidolakan.

Saatnya Guru Bersinar di Panggung Pendidikan

Di tengah gempuran artis dan influencer, guru tidak boleh kalah bersinar. Bukan karena ingin menjadi selebritas, melainkan karena pendidikan membutuhkan sosok yang mampu memimpin, menggerakkan, dan memberikan teladan nyata.

Kelas adalah panggung. Murid adalah penonton yang haus inspirasi. Dan guru dengan segala potensinya adalah bintang yang ditunggu-tunggu. Saatnya guru menjadi artis pendidikan: idola baru bagi Generasi Z.

Dengan menjadi idola yang benar, guru tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan karakter, membentuk masa depan, dan menghadirkan cahaya di tengah gelapnya tantangan zaman.

• Memiliki daya tarik positif dalam mengajar.

• Menyampaikan materi dengan gaya kreatif dan penuh energi.

• Menjadi panutan moral dan intelektual bagi siswa.

• Mampu membangun kedekatan emosional dengan generasi yang serba digital.

• Memahami bahwa dirinya adalah “brand” yang sedang ditonton setiap hari.

Ketika guru mampu menjadi “artis pendidikan”, siswa tidak hanya belajar materi pelajaran, tetapi juga meneladani sikap, etika, dan semangat hidup.

Panggung Kelas: Tempat Guru Menjadi Bintang

Ruang kelas sejatinya adalah panggung. Setiap hari, guru tampil di depan “penonton” yang kritis, jujur, dan cepat menilai. Dalam situasi modern, guru tidak cukup hanya menyampaikan pengetahuan. Ia harus:

• Menghidupkan suasana dengan storytelling.

• Menggunakan teknologi sebagai alat kreatif, bukan sekadar formalitas.

• Menjadi komunikator ulung yang mampu merangkul berbagai karakter siswa.

• Menjadi produser pembelajaran, menciptakan pengalaman belajar yang tak terlupakan.

Di era serba digital, guru dituntut memadukan peran sebagai edukator, motivator, dan kadang entertainer tanpa kehilangan wibawa dan keilmuan.

Guru Inspiratif, Idola Baru Generasi Z

Ketika guru tampil dengan dedikasi, kreativitas, dan ketulusan, dampaknya luar biasa. Banyak siswa yang mengakui bahwa yang mereka kenang bukan rumus atau teori, melainkan sosok guru yang membuat mereka percaya diri, berani bermimpi, dan mencintai ilmu. Di sinilah letak keistimewaan seorang artis pendidikan: idola bukan karena sensasi, tetapi karena inspirasi.

Seorang guru yang menjadi idola generasi Z biasanya:

• Menguasai materi dengan percaya diri.

• Tampil dengan pembawaan positif dan humor yang cerdas.

• Memberi ruang diskusi dan menghargai perbedaan pendapat.

• Memahami masalah psikologis siswa.

• Mampu hadir tidak hanya sebagai pengajar, tetapi sebagai pembimbing kehidupan.

Guru seperti ini akan dikenang melampaui tahun ajaran. Ia menjadi “role model” yang terus hidup dalam ingatan murid.

Menggeser Paradigma Idola

Sudah saatnya kita menggeser paradigma yang selama ini berlaku bahwa idola anak muda hanya berasal dari panggung hiburan. Pendidikan membutuhkan “bintang” yang bisa menerangi jalan generasi masa depan.

Dan siapa lagi sosok itu kalau bukan guru?

Upaya membangun budaya idola baru harus dimulai dari:

• Sekolah yang memberikan ruang kreativitas bagi guru.

• Dukungan pemerintah dan masyarakat terhadap peningkatan kompetensi guru.

• Penghargaan yang layak terhadap profesi pendidik.

• Kesadaran guru untuk terus meng-upgrade diri agar relevan dengan generasi digital.

Ketika guru tampil profesional dan inspiratif, siswa akan melihatnya bukan sebagai sosok biasa melainkan figur yang patut diidolakan.

Saatnya Guru Bersinar di Panggung Pendidikan

Di tengah gempuran artis dan influencer, guru tidak boleh kalah bersinar. Bukan karena ingin menjadi selebritas, melainkan karena pendidikan membutuhkan sosok yang mampu memimpin, menggerakkan, dan memberikan teladan nyata.

Kelas adalah panggung. Murid adalah penonton yang haus inspirasi. Dan guru dengan segala potensinya adalah bintang yang ditunggu-tunggu.

Saatnya guru menjadi artis pendidikan: idola baru bagi Generasi Z.

Dengan menjadi idola yang benar, guru tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan karakter, membentuk masa depan, dan menghadirkan cahaya di tengah gelapnya tantangan zaman.

Bulletin Paramadina News-Edisi Nopember 2025 MI NU Unggulan Paramadina


Penulis: Lasdi, S.Ag., M.Pd.I., Gr

Kepala MI NU Unggulan paramadina

(Mahasiswa Program Doktor Unwahas-Konsultan Pendidikan dan Pemerhati Pendidikan )



 

Informasi

Berita Terkait

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Artikel
10 hours ago 65

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di balik kelas-kelas yang berjalan tertib, pembelajaran yang terencana, serta evaluasi yang teruk...

Selengkapnya
Pendidikan Anak Inklusi
Artikel
1 day ago 53

Pendidikan Anak Inklusi

Pendidikan Anak Inklusi: Merangkul Perbedaan, Menumbuhkan Harapan Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah ruang kelas yang sederhana, anak-anak duduk berdampingan dengan latar belakang dan kemampuan...

Selengkapnya
Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman  dan Berkinerja Optimal
Artikel
2 days ago 103

Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman dan Berkinerja Optimal

Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman  dan Berkinerja Optimal Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah madrasah yang hidup, suasana kerja bukan hanya ditentukan oleh kurikulum at...

Selengkapnya