Beranda Pengumuman Login Berita FAQ
MI-NU-UP

MI NU UNGGULAN PARAMADINA

"Mewujudkan Pendidikan Yang Unggul, Berprestasi, Menguasai Iptek Dan Berakhlakul Karimah"

MI NU Unggulan Paramadina

Menciptakan Suasana Madrasah Yang Islami dan Mengamalkan Ajaran Ahlusunnah Waljama'ah

MI NU Unggulan Paramadina

Menyelenggarakan Pembelajaran Yang Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Berwawasan Teknologi

MI NU Unggulan Paramadina

Menciptakan Madrasah Sebagai Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Serta Peningkatan Akhlakul Karimah

MI NU Unggulan Paramadina

Menjadikan Al-Qur'an Menjadi Kajian Dan Hafalan Peserta Didik

MI NU Unggulan Paramadina

Membangun Citra Madrasah Sebagai Mitra Terpercaya Masyarakat

STOP BULLYING DI SEKOLAH

Admin MI NU Unggulan Paramadina 1 month ago 112 views
Artikel STOP BULLYING DI SEKOLAH

STOP BULLYING DI SEKOLAH

Saatnya Lingkungan Pendidikan Menjadi Ruang Aman untuk Semua

: Lasdi, S.Ag., M.Pd.I., Gr

Bullying di sekolah bukan lagi isu sepele. Di tengah pesatnya perkembangan dunia pendidikan, fenomena kekerasan fisik, verbal, maupun psikologis ini masih menjadi momok yang menghantui banyak siswa. Tak sedikit anak yang datang ke sekolah dengan senyum, namun menyimpan luka yang tak terlihat: rasa takut, cemas, rendah diri, hingga trauma jangka panjang.

Di berbagai daerah, termasuk sekolah-sekolah di Indonesia, bullying dapat muncul dalam berbagai bentuk. Mulai dari ejekan, pengucilan, ancaman, pemerasan, hingga kekerasan fisik. Bahkan, era digital memperluas ruang terjadinya perundungan melalui media sosial, grup chat, dan platform daring lainnya. Ini menunjukkan bahwa bullying tidak mengenal waktu, tempat, atau usia.

Sekolah sebagai institusi pendidikan sejatinya merupakan ruang aman, ruang tumbuh, dan ruang bahagia bagi anak. Namun realitas di lapangan menunjukkan bahwa sebagian siswa justru merasa tidak nyaman ketika berada di lingkungan sekolah. Dalam beberapa kasus, siswa yang menjadi korban memilih diam karena takut pembalasan atau merasa tidak ada yang peduli.

Lingkungan yang Diam adalah Lingkungan yang Mengizinkan

Salah satu faktor yang memperparah bullying adalah budaya diam. Ketika siswa, guru, atau lingkungan sekitar melihat bullying dan membiarkannya, maka secara tidak langsung tindakan itu dianggap wajar. Padahal, satu ejekan yang dibiarkan tumbuh bisa berubah menjadi kekerasan yang lebih besar.

Peran orang dewasa di sekolah sangat menentukan. Guru, kepala madrasah/sekolah, dan tenaga kependidikan mesti hadir sebagai pelindung, bukan sekadar pengamat. Tugas pendidikan bukan hanya mengajar, tetapi juga memastikan anak merasa aman secara fisik dan psikis.

Mengapa Bullying Terjadi?

Beberapa faktor umum penyebab terjadinya bullying antara lain:

1. Rendahnya empati dan kontrol emosi pelaku.

2. Lingkungan sosial yang permisif, membiarkan kekerasan kecil berkembang.

3. Kurangnya pengawasan di area rawan, seperti lorong, kantin, atau toilet.

4. Budaya senioritas, terutama di sekolah tertentu.

5. Tekanan kelompok, di mana siswa ikut-ikutan agar diterima.

6. Trauma atau pengalaman masa lalu pelaku, yang kemudian dilampiaskan pada orang lain.

Masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan satu langkah saja. Diperlukan kerja sama seluruh pihak: sekolah, orang tua, dan siswa itu sendiri.

Cara Menghentikan Bullying Di Sekolah

Berikut langkah-langkah konkret dan dapat langsung diterapkan di lingkungan sekolah atau madrasah:

1. Menetapkan Kebijakan Anti-Bullying yang Tegas

Sekolah harus memiliki aturan tertulis yang jelas, lengkap dengan jenis pelanggaran dan konsekuensi. Kebijakan ini wajib disosialisasikan kepada siswa, guru, dan orang tua. Kebijakan yang tegas akan membuat siswa sadar bahwa bullying bukan sekadar kenakalan biasa, tetapi pelanggaran serius.

2. Membentuk Tim Satgas Stop Bullying

Tim ini terdiri dari guru BK, wali kelas, bagian kesiswaan, dan perwakilan siswa.

Tugas utamanya:

menerima laporan dari siswa secara aman

memberikan pendampingan

melakukan investigasi

menyusun rekomendasi tindak lanjut

Keberadaan satgas akan membuat korban merasa terlindungi dan berani berbicara.

3. Edukasi dan Literasi Empati

Guru perlu melakukan pembelajaran karakter, terutama tentang empati, toleransi, dan cara berkomunikasi yang positif.

Edukasi dapat dilakukan melalui:

materi pembiasaan pagi

khutbah Jumat atau kultum

pelajaran PPKn, agama, atau bimbingan konseling

poster-poster inspiratif di sekolah

Semakin tinggi empati siswa, semakin rendah potensi mereka menjadi pelaku bullying.

4. Membangun Budaya Sekolah yang Ramah Anak

Lingkungan sekolah harus menjadi tempat yang menenangkan, bukan menegangkan.

Kepala sekolah perlu mengarahkan seluruh warga sekolah untuk:

menyapa siswa dengan hangat

menciptakan kelas yang inklusif

menghargai perbedaan kemampuan atau latar belakang

menegur hal kecil yang berpotensi menjadi perundungan

Budaya positif akan menekan tindakan negatif.

5. Menyediakan Saluran Pelaporan yang Aman dan Rahasia

Siswa sering takut melapor karena khawatir dianggap pengadu atau akan dibalas pelaku.

Untuk itu, sekolah bisa menyediakan:

kotak pengaduan

hotline WA konseling

formulir online anonim

ruang konsultasi BK yang nyaman

Semakin mudah pelaporan, semakin cepat bullying ditangani.

6. Pendampingan Psikologis bagi Korban dan Pelaku

Korban membutuhkan pemulihan mental, sedangkan pelaku butuh edukasi dan pembinaan.

Pendekatan yang tepat:

konseling individual

konseling kelompok

komunikasi dengan orang tua

rekomendasi ahli psikologi jika diperlukan.

Tujuannya bukan menghukum sekeras-kerasnya, tetapi memutus siklus kekerasan.

7. Pengawasan Ketat di Area Rawan

Sekolah perlu memetakan titik-titik rawan bullying seperti:

toilet

lorong belakang

area parkir

tangga

halaman belakang

Pengawas atau guru piket harus ditempatkan pada jam-jam tertentu. Tindakan preventif jauh lebih efektif daripada menunggu masalah besar muncul.

8. Melibatkan Orang Tua Secara Aktif

Orang tua harus diberi pemahaman untuk:

mengenali tanda-tanda anak menjadi korban atau pelaku

membuka komunikasi yang hangat di rumah

bekerja sama dengan guru ketika ada kasus

Pendidikan karakter paling kuat justru dibangun sejak di rumah

9. Membangun Program “Teman Peduli”

Siswa dilatih menjadi agen positif yang membantu teman yang kesulitan.

Program ini:

mendorong siswa saling menjaga

menumbuhkan keberanian untuk membela yang lemah

menciptakan lingkungan pertemanan yang suportif

Ketika banyak siswa menjadi “penjaga”, bullying akan sulit berkembang.

10. Kampanye Rutin STOP BULLYING

Sekolah bisa melakukan kampanye melalui:

apel pagi

lomba poster

pentas seni anti-bullying

seminar parenting

short movie project

upacara khusus bertema anti-kekerasan

Kampanye membuat isu ini tetap hidup dan diingat semua warga sekolah.

Penutup

Menghentikan bullying bukan tugas seorang guru saja, bukan juga tanggung jawab korban atau pelaku semata. Ini adalah tanggung jawab kolektif seluruh warga sekolah. Anak-anak berhak tumbuh di lingkungan yang aman, damai, dan menyenangkan. Ketika sekolah berkomitmen menciptakan budaya anti-bullying, maka bukan hanya korban yang terselamatkan, tetapi juga masa depan generasi bangsa yang lebih beradab.

Saatnya kita semua berkata lantang: STOP BULLYING DI SEKOLAH

Bulletin Paramadina News-Edisi Nopember 2025 MI NU Unggulan Paramadina


Penulis: Lasdi, S.Ag., M.Pd.I., Gr

Kepala MI NU Unggulan paramadina

(Mahasiswa Program Doktor Unwahas-Konsultan Pendidikan dan Pemerhati Pendidikan )


Informasi

Berita Terkait

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Artikel
14 hours ago 67

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di balik kelas-kelas yang berjalan tertib, pembelajaran yang terencana, serta evaluasi yang teruk...

Selengkapnya
Pendidikan Anak Inklusi
Artikel
1 day ago 53

Pendidikan Anak Inklusi

Pendidikan Anak Inklusi: Merangkul Perbedaan, Menumbuhkan Harapan Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah ruang kelas yang sederhana, anak-anak duduk berdampingan dengan latar belakang dan kemampuan...

Selengkapnya
Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman  dan Berkinerja Optimal
Artikel
2 days ago 103

Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman dan Berkinerja Optimal

Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman  dan Berkinerja Optimal Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah madrasah yang hidup, suasana kerja bukan hanya ditentukan oleh kurikulum at...

Selengkapnya