Strategi Kepala Madrasah Mengatasi Absensi Guru Silih Berganti
Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr
Absensi guru yang terjadi secara silih berganti merupakan fenomena nyata di berbagai madrasah, terutama yang berada di wilayah pinggiran atau memiliki keterbatasan sumber daya. Kondisi ini bukan sekadar persoalan kedisiplinan, tetapi juga berdampak luas terhadap mutu pembelajaran, capaian akademik peserta didik, dan reputasi lembaga. Ketika guru bergantian absen, jam belajar banyak terbuang, rencana pembelajaran terhambat, dan siswa kehilangan arah. Dari sinilah urgensi peran kepala madrasah sebagai motor penggerak kedisiplinan dan pengelola sistem pendidikan menjadi sangat penting.
Artikel ini mengulas strategi efektif dan implementatif yang dapat ditempuh kepala madrasah untuk menekan tingkat absensi guru, menguatkan etos kerja, serta menumbuhkan budaya disiplin dalam koridor profesionalisme pendidikan.
Menemukan Akar Masalah Sebelum Menyusun Solusi
Kepala madrasah harus memulai langkah strategisnya dengan melakukan diagnosis masalah. Absensi guru tidak bisa langsung dikaitkan dengan faktor kedisiplinan semata, karena bisa saja dipicu oleh kondisi kesehatan, tanggung jawab keluarga, beban kerja, jarak, hingga motivasi kerja yang turun.
Beberapa pertanyaan diagnostik yang perlu dijawab:
• Apakah guru sering absen karena sakit berkala?
• Apakah ada beban tanggung jawab keluarga yang mendesak?
• Apakah sistem pembagian tugas mengajar terlalu berat?
• Apakah lokasi tempat tinggal guru jauh dan sulit diakses?
• Apakah guru kurang mendapatkan pengawasan dan pembinaan?
Memahami penyebab utama absensi menjadi pintu awal dalam perumusan kebijakan yang tepat.
Menciptakan Komunikasi yang Humanis dan Proaktif
Pendekatan komunikatif menjadi kunci mengatasi absensi guru. Kepala madrasah yang responsif, solutif, dan terbuka akan lebih mudah memperoleh dukungan dari guru.
Bentangan strateginya antara lain:
• Mengadakan rapat koordinasi berkala untuk membahas kedisiplinan dan solusi kolektif.
• Pendekatan personal bagi guru yang sering absen untuk mengetahui persoalan sebenarnya.
• Dialog tanpa intimidasi, karena tujuan utamanya adalah pembinaan, bukan hukuman.
Komunikasi yang humanis membuat guru merasa dihargai, bukan disudutkan. Ketika guru memiliki ruang aspirasi, tingkat keberadaannya di madrasah cenderung stabil.
Menerapkan Sistem Absensi yang Tertib dan Akurat
Madrasah perlu membuat mekanisme absensi yang terukur, akuntabel, dan mudah dipantau. Di beberapa madrasah, absensi masih dilakukan manual sehingga rawan manipulasi serta sulit direkap.
Solusi implementatif:
• Pencatatan absensi harian yang rapi dan direkap setiap bulan.
• Pendokumentasian melalui buku absen, WhatsApp grup, atau aplikasi digital sederhana.
• Pengumuman transparan antara data kehadiran dan izin.
Dengan data akurat, kepala madrasah dapat mengidentifikasi pola ketidak hadiran, sehingga langkah pembinaan bisa dilakukan tepat sasaran.
Supervisi Akademik sebagai Penguat Kedisiplinan
Salah satu penyebab guru sering absen adalah minimnya supervisi. Ketika guru merasa tidak dipantau, proses mengajar pun dianggap sebatas rutinitas.
Supervisi akademik yang baik akan:
• Menumbuhkan rasa tanggung jawab profesional.
• Memperkuat kesadaran bahwa pembelajaran adalah amanah.
• Mendorong guru mempersiapkan materi pengajaran lebih serius.
Supervisi tidak harus formal. Kepala madrasah dapat sesekali mengunjungi kelas, memberi apresiasi, dan memberi masukan langsung. Suasana ini menciptakan rasa dihargai dan meningkatkan kehadiran guru.
Menumbuhkan Motivasi Kerja Guru Secara Berkelanjutan
Absensi sering disebabkan turunnya motivasi kerja. Kepala madrasah perlu memainkan peran sebagai motivator.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan:
• Memberi penghargaan kepada guru yang disiplin dan memiliki kinerja baik, meski sederhana.
• Mengadakan pelatihan internal untuk meningkatkan kompetensi.
• Mengajak guru terlibat dalam perencanaan kegiatan madrasah
Motivasi kerja meningkat ketika guru merasa dihargai secara moral, sosial, dan profesional.
Penerapan Sanksi yang Edukatif dan Proporsional
Kedisiplinan tidak berjalan hanya dengan motivasi, tetapi perlu ditopang aturan yang tegas dan terukur. Sanksi diperlukan sebagai bagian dari pembinaan, bukan untuk mempermalukan.
Bentuk sanksi yang edukatif:
• Teguran lisan untuk pelanggaran pertama.
• Peringatan tertulis bila absensi berulang.
• Pembinaan khusus bersama wakil kepala madrasah atau unit kepegawaian.
Sanksi bukanlah ancaman, tetapi bagian dari pembentukan budaya disiplin.
Membangun Sistem Guru Pengganti untuk Menghindari Kelas Kosong
Masalah terbesar dari absensi guru bukan sekadar tidak hadirnya pendidik, tetapi hilangnya jam belajar siswa. Untuk mengatasi ini, kepala madrasah perlu menyusun sistem guru pengganti.
Caranya:
• Menetapkan tim guru cadangan pada mata pelajaran tertentu.
• Mengatur jadwal darurat atau sistem teaching team.
• Menyimpan RPP/LKPD digital agar materi dapat dilanjutkan oleh guru lain.
Langkah ini menjaga pembelajaran tetap berjalan meskipun guru berhalangan.
Menjaga Kesejahteraan dan Lingkungan Kerja yang Positif
Kondisi absensi juga dapat dipengaruhi oleh kesejahteraan dan iklim kerja. Guru yang terbebani persoalan ekonomi atau suasana kerja yang kurang sehat lebih mudah absen.
Kepala madrasah dapat mengambil peran melalui:
• Pendekatan konseling ringan bagi guru yang bermasalah.
• Lingkungan kerja harmonis, mengurangi konflik internal.
• Koordinasi aktif dengan komite madrasah untuk mendukung kegiatan pengembangan profesional.
Membangun Disiplin sebagai Budaya Madrasah
Mengatasi absensi guru silih berganti bukan sekadar menegakkan aturan administrasi, melainkan membangun budaya kerja profesional. Kepala madrasah memiliki peran strategis sebagai pengarah, pembina, motivator, dan teladan kedisiplinan.
Strategi yang dilaksanakan secara konsisten akan membawa perubahan besar:
• Kualitas pembelajaran meningkat.
• Kedisiplinan menjadi budaya.
• Madrasah semakin dipercaya masyarakat.
• Siswa mendapatkan hak belajar secara utuh
Pada akhirnya, absensi guru bukan hanya persoalan individu, melainkan tantangan sistemik yang harus dihadapi bersama. Dengan kepemimpinan visioner dan pendekatan humanis, madrasah mampu menumbuhkan atmosfir disiplin, profesional, dan berorientasi mutu.
Bulletin Paramadina News-Edisi Desember 2025- MI NU Unggulan Paramadina
Penulis: Lasdi, S.Ag., M.Pd.I., Gr
Kepala MI NU Unggulan paramadina
(Mahasiswa Program Doktor Unwahas-Konsultan Pendidikan dan Pemerhati Pendidikan )
Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di balik kelas-kelas yang berjalan tertib, pembelajaran yang terencana, serta evaluasi yang teruk...
Selengkapnya
Pendidikan Anak Inklusi: Merangkul Perbedaan, Menumbuhkan Harapan Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah ruang kelas yang sederhana, anak-anak duduk berdampingan dengan latar belakang dan kemampuan...
Selengkapnya
Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman dan Berkinerja Optimal Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah madrasah yang hidup, suasana kerja bukan hanya ditentukan oleh kurikulum at...
Selengkapnya