Beranda Pengumuman Login Berita FAQ
MI-NU-UP

MI NU UNGGULAN PARAMADINA

"Mewujudkan Pendidikan Yang Unggul, Berprestasi, Menguasai Iptek Dan Berakhlakul Karimah"

MI NU Unggulan Paramadina

Menciptakan Suasana Madrasah Yang Islami dan Mengamalkan Ajaran Ahlusunnah Waljama'ah

MI NU Unggulan Paramadina

Menyelenggarakan Pembelajaran Yang Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Berwawasan Teknologi

MI NU Unggulan Paramadina

Menciptakan Madrasah Sebagai Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Serta Peningkatan Akhlakul Karimah

MI NU Unggulan Paramadina

Menjadikan Al-Qur'an Menjadi Kajian Dan Hafalan Peserta Didik

MI NU Unggulan Paramadina

Membangun Citra Madrasah Sebagai Mitra Terpercaya Masyarakat

Tak Ada Guru Sukses tanpa Membaca

Admin MI NU Unggulan Paramadina 1 month ago 90 views
Artikel Tak Ada Guru Sukses tanpa Membaca



Tak Ada Guru Sukses tanpa Membaca

Oleh Lasdi, S.Ag., M.Pd.I., Gr 

Di tengah derasnya arus informasi dan perubahan pendidikan yang melaju tanpa kompromi, ada satu hal mendasar yang sering terlupakan: kebiasaan membaca. Bagi seorang guru, membaca bukan sekadar aktivitas tambahan atau rutinitas ringan untuk mengisi waktu. Lebih dari itu, membaca adalah nafas profesi, bahan bakar intelektual, serta pintu menuju keberhasilan dalam mendidik generasi. Tidak ada guru sukses tanpa membaca. Prinsip itu bukan sekadar ungkapan, tetapi kenyataan yang tak terbantahkan dalam dunia pendidikan.

Membaca sebagai Pondasi Profesionalisme Guru

Guru yang hebat tidak hanya lahir dari pelatihan atau sertifikasi. Mereka dibentuk oleh pengetahuan yang terus diperbarui, wawasan yang diperluas, serta pikiran yang dibuka melalui bacaan. Kurikulum berubah, metode belajar berkembang, karakter siswa semakin kompleks, semuanya menuntut guru untuk tidak berhenti belajar. Dan membaca adalah jalan paling efektif, paling murah, dan paling fleksibel untuk memenuhi kebutuhan itu.

Di Madrasah Ibtidaiyah, guru dihadapkan pada murid-murid yang masih dalam fase awal perkembangan kognitif. Mereka datang dengan rasa ingin tahu tinggi, pertanyaan yang tak terbatas, dan karakter yang beragam. Guru yang jarang membaca akan cepat kehabisan stok jawaban, miskin inspirasi, bahkan bisa kehilangan wibawa di hadapan muridnya sendiri. Sebaliknya, guru yang rajin membaca selalu memiliki “amunisi” baru mulai dari pengetahuan agama, fakta ilmiah sederhana, cerita inspiratif, sampai metode pembelajaran mutakhir.

Membaca: Kunci Kreativitas dalam Mengajar

Salah satu tantangan terbesar guru saat ini adalah menciptakan pembelajaran yang menarik dan bermakna. Murid era digital mudah bosan, cepat terdistraksi, dan butuh banyak stimulus. Tanpa kreativitas, kelas bisa terasa kaku dan monoton. Di sinilah membaca memainkan peran besar.

Melalui membaca, guru mendapatkan ide-ide segar:

• Bagaimana cara menjelaskan konsep abstrak dengan analogi sederhana?

• Bagaimana menciptakan permainan edukatif dari bahan-bahan di sekitar?

• Bagaimana membuat cerita yang memperkaya pemahaman siswa?

• Bagaimana memulai pembelajaran dengan ice breaking yang relevan?

Buku-buku, artikel pendidikan, jurnal, hingga kisah-kisah inspiratif dari media menjadi sumber kreativitas tak terbatas. Guru yang membaca tidak pernah kehabisan cara untuk membuat kelasnya hidup.

Membaca Menumbuhkan Empati dan Kepekaan Sosial

Salah satu tugas guru yang paling penting adalah membangun karakter. Namun, bagaimana guru dapat membentuk karakter siswa jika ia sendiri tidak memperluas wawasannya tentang nilai, moral, dan kehidupan? Membaca membantu guru memahami berbagai sudut pandang, pengalaman manusia, dan dinamika sosial. Ketika guru membaca kisah perjuangan, perjalanan tokoh inspiratif, atau peristiwa kemanusiaan, ia tumbuh menjadi pribadi yang lebih peka dan bijaksana.

Kepekaan inilah yang kemudian tercermin dalam cara guru menangani konflik siswa, memberikan motivasi, serta mendampingi perkembangan emosional mereka. Guru yang terbiasa membaca biasanya lebih sabar, lebih terbuka, dan lebih humanis dalam berinteraksi dengan murid.

Guru sebagai Teladan Literasi

Dalam konteks madrasah, guru bukan hanya penyampai ilmu agama atau akademik, melainkan juga pembentuk budaya. Salah satu budaya penting untuk ditanamkan di sekolah adalah budaya literasi. Namun, literasi tidak mungkin tumbuh jika guru tidak memberi contoh.

Siswa sangat mudah meniru. Ketika mereka melihat guru membawa buku, membahas hal yang ia baca, atau mengutip cerita menarik yang relevan dengan pelajaran, murid akan menangkap pesan bahwa membaca itu penting. Guru yang membaca akan menciptakan kelas yang membaca. Dan kelas yang membaca adalah cikal bakal madrasah yang maju.

Membaca Menghindarkan Guru dari Kemandegan Pemikiran

Salah satu ancaman terbesar dalam profesi guru adalah rasa nyaman berlebihan. Setelah bertahun-tahun mengajar, beberapa guru mungkin merasa metode mereka sudah cukup, materi mereka sudah mahir, dan tidak perlu lagi membaca atau belajar hal baru. Padahal, stagnasi seperti itulah yang membuat guru terjebak dalam rutinitas membosankan.

Membaca adalah obat untuk kemandegan. Ia membuka pintu perubahan, membuat guru terus bergerak, terus berkembang. Pengetahuan baru membuat pikiran tetap segar, energi mengajar meningkat, dan kualitas pembelajaran terjaga. Guru yang membaca tidak akan lapuk oleh waktu.

Membaca Menghubungkan Guru dengan Dunia yang Lebih Luas

Kegiatan mengajar di sekolah sering kali membuat guru terfokus pada hal-hal teknis. Jika guru tidak membaca, dunia mereka bisa menjadi sangat sempit hanya tentang RPP, administrasi, dan rutinitas kelas. Membaca memperluas cakrawala, menghubungkan guru dengan dunia global yang berubah cepat.

Melalui membaca, guru dapat memahami:

• perkembangan teknologi pendidikan,

• isu-isu sosial terbaru,

• penemuan ilmiah penting,

• perkembangan metode belajar internasional,

• serta wawasan keagamaan yang lebih dalam dan kontekstual.

Guru yang berwawasan luas akan lebih percaya diri dalam mengajar, lebih dihormati oleh siswa, dan lebih dibutuhkan oleh lingkungannya.

Guru Sukses adalah Guru yang Tak Pernah Berhenti Membaca

Jika dihimpun dari berbagai kisah para guru hebat di masa lalu maupun masa kini, satu kesamaan utama selalu muncul: mereka adalah pembaca yang tekun. Guru sukses mengetahui bahwa kecerdasan tidak lahir dari gelar, tetapi dari keinginan kuat untuk terus belajar.

Membaca bukan beban, bukan kewajiban administratif, tetapi kebutuhan. Guru yang sukses memahami bahwa perjalanan menjadi pendidik penuh kemuliaan hanya dapat ditempuh melalui pengetahuan. Dan pengetahuan dibangun dari membaca.

 Membaca sebagai Jalan Sunyi menuju Keberhasilan Guru

Pada akhirnya, profesi guru adalah perpaduan antara pengabdian dan kompetensi. Pengabdian membuat guru bertahan, tetapi kompetensi membuat guru dihargai dan berpengaruh. Membaca menyatukan keduanya: menjaga semangat pengabdian tetap terang, sekaligus mengasah kemampuan mengajar agar terus relevan.

Tidak ada guru sukses yang berhenti membaca. Tidak ada guru hebat yang anti belajar. Di balik guru yang inspiratif selalu ada tumpukan bacaan, baris-baris catatan, dan waktu-waktu sunyi yang dihabiskan untuk memahami dunia melalui tulisan. Guru yang membaca bukan hanya mencerdaskan anak didiknya, tetapi juga membangun masa depan bangsa.

Bulletin Paramadina News-Edisi November 2025- MI NU Unggulan Paramadina


Penulis: Lasdi, S.Ag., M.Pd.I., Gr

Kepala MI NU Unggulan paramadina

(Mahasiswa Program Doktor Unwahas-Konsultan Pendidikan dan Pemerhati Pendidikan )



Informasi

Berita Terkait

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Artikel
12 hours ago 66

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Peran Strategis Waka Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di balik kelas-kelas yang berjalan tertib, pembelajaran yang terencana, serta evaluasi yang teruk...

Selengkapnya
Pendidikan Anak Inklusi
Artikel
1 day ago 53

Pendidikan Anak Inklusi

Pendidikan Anak Inklusi: Merangkul Perbedaan, Menumbuhkan Harapan Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah ruang kelas yang sederhana, anak-anak duduk berdampingan dengan latar belakang dan kemampuan...

Selengkapnya
Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman  dan Berkinerja Optimal
Artikel
2 days ago 103

Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman dan Berkinerja Optimal

Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Membuat Guru Nyaman  dan Berkinerja Optimal Oleh Lasdi, S.Ag.,M.Pd.I.,Gr Di sebuah madrasah yang hidup, suasana kerja bukan hanya ditentukan oleh kurikulum at...

Selengkapnya